Add to Collections
Rating
Review at:

INheritage: Nostalgia Game Aksi Naratif Buatan Indonesia

Di era awal mobile gaming Indonesia, ketika Play Store belum dipenuhi game live-service dan iklan agresif, pernah hadir sebuah game lokal yang terasa berbeda, judulnya: INheritage: Boundary of Existence. Bagi sebagian gamer, game ini bukan sekadar hiburan, melainkan pengalaman naratif yang membekas.

Dirilis pada masa ketika game lokal masih jarang mendapat sorotan, INheritage menjadi bukti bahwa developer Indonesia mampu menghadirkan karya dengan identitas kuat, cerita berlapis, dan ambisi global—sesuatu yang kini pantas dikenang kembali.

Sebuah Karya Lokal yang Layak Dikenang

INheritage: Boundary of Existence adalah game aksi naratif buatan Tinker Games, studio indie asal Bandung. Game ini memadukan gameplay aksi shooting intens dengan pendekatan cerita ala visual novel, menjadikannya salah satu game mobile lokal paling unik di masanya.

Sejarah Singkat dan Konsep Cerita

INheritage pertama kali dirilis di iOS pada tahun 2013, lalu menyusul ke Android pada 2015. Game ini memperkenalkan pemain pada dunia fiksi yang terinspirasi dari budaya dan kota-kota di Indonesia, seperti Bandung, Garut, hingga Jakarta, namun dikemas dalam balutan fantasi modern bergaya anime.

Cerita berfokus pada Nala, seorang gadis yang selamat dari serangan makhluk misterius bernama Yaksa dan kemudian terikat dengan entitas penjaga bernama Reta.

Dari sinilah Nala menjalani peran sebagai Arca, pelindung yang bertugas menjaga keseimbangan dunia. Narasi disampaikan perlahan, penuh dialog, dan sarat simbolisme, membuat pemain tidak hanya bermain, tetapi juga mengikuti perjalanan cerita yang emosional.

Dan selama Nala menjadi Arca, ia harus melawan Yaksa yang muncul setiap kali manusia melupakan budayanya. Namun ketika akar Kalpataru satu demi satu lenyap, Nala menyadari ancaman terbesar bukan berasal dari yaksa, melainkan dari seseorang yang pernah ia percayai sepenuh hati.

Siapa sebenarnya dalang di balik hilangnya Kalpataru? Kamu bisa mainkan game-nya atau tonton walkthrough game-nya di youtube untuk mengungkap kisah lengkap dunia game Nala & dalang yang mencuri semua akar kalpataru di semua kota.

Pencapaian, Respon Publik, dan Jejak Global

Di Indonesia, INheritage mendapat sambutan positif sebagai salah satu game lokal premium dengan kualitas di atas rata-rata pada masanya. Game ini sempat menempati posisi tinggi di App Store Indonesia dan sering dibahas sebagai contoh sukses game lokal non-free-to-play.

Secara global, pencapaian terbesarnya adalah menembus pasar Jepang, lengkap dengan lokalisasi bahasa. Hal ini menjadi pencapaian langka bagi game buatan Indonesia saat itu. Popularitas INheritage juga melahirkan proyek lanjutan dalam bentuk komik, serta perencanaan artbook yang memperluas semestanya.

Meski kini Tinker Games sudah tidak aktif merilis pembaruan besar, INheritage tetap hidup dalam ingatan komunitas kecil penggemarnya—baik melalui diskusi nostalgia, arsip digital, maupun konten retrospektif dari para pemain lama.

Gameplay Aksi, Visual Novel, dan Daya Tariknya

Secara gameplay, INheritage menghadirkan pengalaman bermain 2D shoot slide-scrolling yang penuh tantangan yang seru dengan pola serangan musuh yang menuntut refleks dan konsentrasi tinggi. Tingkat kesulitannya cukup menantang, namun masih ramah bagi pemain yang mau mempelajari ritme permainan. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa tonton trailer gameplay-nya lewat video berikut ini:

Daya tarik terbesarnya terletak pada perpaduan gameplay tersebut dengan visual novel bergaya anime, lengkap dengan ilustrasi karakter yang kuat dan voice over yang menambah kedalaman emosi. Musik latarnya juga mendukung atmosfer cerita, menjadikan pengalaman bermain terasa imersif dan personal—sesuatu yang jarang ditemui di game mobile lokal kala itu.

Terima Kasih untuk Tinker Games

Lewat INheritage, Tinker Games telah meninggalkan jejak penting dalam sejarah game Indonesia. Game ini membuktikan bahwa developer lokal mampu berani bereksperimen, mengangkat identitas sendiri, dan tidak sekadar mengikuti tren pasar.

Bagi gamer yang memainkannya di periode 2013–2016, INheritage adalah bagian dari kenangan masa awal mobile gaming. Bagi audiens baru di 2025, game ini menjadi pengingat bahwa industri game Indonesia pernah—dan masih bisa—melahirkan karya yang berani, artistik, dan bermakna.

Penutup

INheritage: Boundary of Existence mungkin tidak lagi aktif dikembangkan, namun warisannya tetap hidup sebagai salah satu tonggak penting game lokal Indonesia. Ia adalah simbol dari mimpi besar, kreativitas, dan keberanian untuk tampil berbeda.

Mengenang INheritage bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga tentang menghargai perjalanan panjang industri game Indonesia—dari masa lalu, untuk masa depan.